Flowers

Senin, 02 Juni 2014

Resume Buku Wastu Citra



RESUME BUKU


Judul Buku      : Wastu Citra (Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur, Sendi-sendi Filsafatnya Beserta Contoh-contoh Praktis)
Pengarang       : Y. B. Mangunwijaya
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (Cetakan kelima, April 2013)

BAB 3
Guna dan Citra

            Rumah manusia merupakan bangunan, meskipun benda mati namun bukan berarti tak “berjiwa” yang selalu dinapasi oleh kehidupan manusia, oleh watak dan kecenderungan-kecenderungan, oleh napsu dan cita-citanya. Rumah adalah CITRA sang manusia pembangunnya. Seperti pakaian dimana orang lain dapat mengambil kesimpulan banyak tentang watak-sikap si pembuatnya, tentang cita-citanya yang mulia atau kekosongannya. Tidak berbeda dari pakaian, rumahpun memBAHASAkan cerminan diri kita. Maka dalam membangun rumah atau bangunan lain, ada dua lingkungan masalah yang perlu kita perhatikan yaitu: Lingkungan masalah GUNA dan Lingkungan masalah CITRA.

GUNA
Guna didefinisikan oleh Yusuf Bilyarta Mangunwijaya sebagai keuntungan, “pemanfaatan” yang diperoleh. “Pelayanan” yang dapat kita dapat darinya. Guna dalam arti kata aslinya tidak hanya berarti bermanfaat, untung materiil belaka, tetapi lebih dari itu punya “daya” yang menyebabkan kita bisa hidup lebih meningkat. Jika udara panas, rumah bisa berdaya guna karena di dalamnya tetap sejuk, suasana kerja bergairah, iklim pergaulan lebih enak. Sedangkan jika malam dingin, di dalam rumah suasana tetap hangat sehingga bisa tidur dengan nyaman.

CITRA
Sedang elemen “Citra” dipaparkan oleh Romo Mangunwijaya sebagai suatu “gambaran” (image), suatu kesan penghayatan yang menangkap ”arti” bagi seseorang. Citra tidak jauh sekali dari guna, tetapi lebih bertingkat spirituil, lebih menyangkut derajat dan martabat manusia yang menghuni bangunannya. Lebih lanjut Romo Mangun menulis bahwa : “Citra menunjuk pada tingkat kebudayaan sedangkan Guna lebih menuding pada segi ketrampilan/kemampuan. Citra adalah “lambang yang membahasakan” segala yang manusiawi, indah dan agung dari dia yang membangunnya, kesederhanaan dan kewajarannya yang memperteguh hati setiap manusia.

Contoh Guna dan Citra:


Lumbung Padi dari Minang
            Guna: Bangunan ini memiliki perihal kegunaan dan struktur konstruksi yang bermutu tinggi serta mampu mengatasi masalah alam dengan cerdas. Bangunan ini dibuat dengan dinding yang cukup rapat terbuat dari bahan bambu untuk menahan hujan disertai lubang ventilasi agar tidak membusuk jika terkena kelembaban. Diperkuat oleh sekur-sekur silang. Atap yang sangat terjal dengan kulit atap rapat dari seng sehingga air hujan cepat mengalir. Dan disangga oleh keempat tiang yang berdiri dengan alas batu kerempeng. Batu menghalang-halangi kelembaban masuk tiang. Peletakan bebas pada sendi semacam ini benar-benar kebal terhadap goncangan gempa bumi.
            Citra: Bentuk dan gaya bahasanya laras terhadap alam sekitar, yang bergunung-gunung memuncak seperti atap lumbung itu. Alas sempit dan tubuh melebar semakin ke atas mencitrakan manusia Minang yang tidak berbudi rendah, tetapi bagaikan asap gunung berapi, membubung dan semakin melebar di atas. Walaupun “hanya” lumbung, namun bangunan kecil ini membahasakan jiwa Minang yang rajin dan cerdas mempergunakan modal anugerah bumi-alam tanah air. Namun tidak hanya mengejar efisiensi belaka atau pragmatika hantem kromo.

Contoh Guna:


Rumah Raksasa


Rumah Kolonial


Contoh Citra:











Perabot makan minum desain Sori Yunagi (lahir 1915 di Tokyo) yang a.l. mendapat medali emas dalam pameran Trienale XI di Milano, Italia.



Istana kristal, gedung pameran abad ke-19 yang termasyhur (arsitek: Joseph Paxton) dan terbuat dari besi dan kaca.



Pabrik cokelat di Noisi surle Marne, Prancis (1871-1872) Arsitek: Jules Saulnier.



Gedung pencakar langit (Standard Bank Center, Johannesburg) Arsitek: Hentrick Petschnigg & Partner.



Monsanto House of the Future, Disneyland 9 Calif, USA. Dibuat dari plastik. Lihatlah konsekuensi bahan pada bentuk. Rencana ini merupakan pertanda, bahwa zaman teknologi modern membawa perubahan-perubahan pula pada prinsip-prinsip berarsitektur.