Pada semester 2 ini, mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur
(SPA) 2 kami mendapat tugas untuk mendasain rumah tinggal yang sekaligus
sebagai tempat praktek profesi. Ada 3 pilihan yang diberikan, yaitu :
1.
Rumah
tinggal dan tempat praktek arsitek.
2.
Rumah
tinggal dan tempat praktek dokter.
3.
Rumah
tinggal dan tempat praktek lawyer.
Saya lebih memilih untuk mendesain rumah tinggal dan tempat praktek
dokter. Sitenya terletak pada daerah ngijo dengan KLB 1 lantai.
Inilah mind map sesuai dengan konsep
dasar dan alur pikir SPA 2 saya :
Konsep Dasar Rumah Tinggal danTempat Praktek Dokter.
Alur Pikir.
1. TOR
berfungsi dalam membantu kita untuk membuat sebuah konsep perancangan secara wawasan atau teoritis. Sub konsep perancangan yang terdapat pada TOR ialah Statement (Pernyataan) yang sebenarnya masih bisa dijabarkan ke sub-sub yang lebih spesifik. Dalam statement terdapat penjabaran antara lain yaitu pengertian, latar belakang, tujuan, serta batasan. Pengertian mengandung teori atau makna yang mendasari sebuah bangunan yang akan kita rancang misalnya pengertian rumah, gedung, mall, toko, fasilitas umum, dll. Latar belakang menjelaskan hal-hal apa saja yang melatar belakangi kita sehingga kita dituntut untuk merancang sebuah bangunan yang diinginkan, sedangkan maksud dan tujuan kita mendesain sebuah bangunan dijelaskan dalam bagian tujuan. Selain, itu batasan menjelaskan hal-hal fisik maupun non-fisik yang membatasi konsep rancangan arsitektural kita.
2. SITE
merupakan hal yang
sangat penting untuk membantu kita dalam menentukan konsep bangunan yang kita
rancang nantinya karena lokasi sangat mempengaruhi terhadap karakteristik
desain bangunan yang akan dibangun. Sub konsep perancangan yang terdapat pada
lokasi ialah analisa non fisik dan analisa fisik. Analisa non
fisik ialah analisa yang berkaitan dengan kenyataan kondisi di sekitar site
yang terdiri dari tingkat kebisingan di sekitar site, aksesbilitas,
pencahayaan sinar matahari, serta pemandangan (view) di sekitar site. Untuk
analisa fisik ialah analisa yang berkaitan dengan kebutuhan ruang yang akan
kita perlukan nantinya dalam mendesain sebuah bangunan. Analisa fisik dapat
dicari dengan mengidentifikasi aktivitas pelaku sehingga tercipta kebutuhan
ruang, persyaratan ruang, besaran ruang, pola hubungan ruang, dan yang
terakhir organisasi ruang.
3. ZONING
diperlukan untuk
membagi dan menentukan area-area mana saja yang nantinya digunakan untuk ruang
publik, ruang semi publik, ruang privat, dan ruang servis. Ruang-ruang yang
terbagi berdasarkan zoning bergantung pada aspek-aspek yang dijadikan sebagai
parameter penentuan area zoning tersebut yaitu aspek analisa fisik yang terdiri
dari tingkat kebisingan, aksesbilitas, pencahayaan, dan pemandangan. Dalam
menentukan zoning langkah pertama yaitu mengidentifikasi input setiap aspek
tersebut, kemudian memprosesnya sehingga menghasilkan zoning dari masing-masing
aspek tersebut (kebisingan, aksesbilitas, pencahayaan, dan view). Hasil zoning
dari masing-masing aspek tersebut kita simpulkan sehingga memperoleh hasil
akhir zoning (zoning final) yang nantinya berguna untuk menentukan area
publik,semi-publik,privat, dan servis.
4. PENDEKATAN DESAIN
diperlukan untuk menentukan bagaimana bentuk dan karakteristik arsitektural
yang nantinya akan kita bangun. Dalam menentukan pendekatan desain, kita perlu
melakukan pendekatan-pendekatan terhadap hal-hal yang nantinya akan kita
pertimbangkan yaitu gubahan massa, ekpresi arsitektural, material, dan
struktur. Gubahan masa berkenaan dengan volume bangunan secara keseluruhan,
secara teknis bentuk gubahan massa akan mengikuti bentuk denah tetapi kalau
perlu kita juga bisa sedikit memodifikasi gubahan massa sesuai dengan ciri khas
dan keinginan. Untuk ekspresi arsitektural, kita bisa bermain-main dengan
material ataupun struktur bangunan tertentu yang nantinya akan menonjolkan
suatu karakteristik bangunan yang khas, unik, menarik, dan estetik.
5. Setelah selesai dengan penentuan
konsep melalui hal-hal di atas (TOR, Lokasi, Zoning, dan Pendekatan Desain),
maka tahap terakhir dalam menuntaskan konsep perancangan adalah membuat gambar
pra-rancangan atau gambar desain. Gambar-gambar desain ini mewakili
gambar denah, situasi, potongan, tampak, detail arsitektural, serta
gambar-gambar pra-rancangan lainnya yang nantinya diperlukan untuk tahap
pelaksanaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar